Rabu, 30 Desember 2009

BUKU.... Bacalah!


Aku sangat suka membaca buku.... sungguh! Sayangnya cuma buku2 fiksi kali yak atau yang nyrempet2 deh. Tapi ni emang dah keturunan dulu waktu jaman SD klo liburan di rumah kami kayak perpustakaan, seiring dengan waktu ada sodara yang jadi turun minat bacanya but aku dengan sister masih jalan terus mpe nular ke anaknya juga hahahhahaha....
Dahulu kala daku bisa membaca kayak otomatis aja deh ceritanya sekitar tahun '83an kira2 pas aku 5tahuan deh bapak ditugaskan di desa nan dulu termasuke terpencil (no listrik, no TV, no PAM, no buku or surat kabar) sekarang sih internet aja dah biasa disana, nah tentuna tidak ada TK lah disitu maka aku langsung masuk kelas 1 dengan predikat mbawang cuman buat kesibukan aja karena di rumah tiada yang momong, nah kerjaanku di kelas itu cuma datang, duduk, diem memperhatikan teman2 lain belajar baca tulis. Karena di rumah pada hobi baca so acces mendapatkan buku sangat mudah, hampir tiap bulan kalo bapak tugas kekota semua akan mendapatkan buku, tak ketinggalan aku yang belum bisa membaca, juga mendapatkan buku2 HC Andersen, Grim atau sekedar buku2 yang full color deh. Nah di rumah juga ada majalah Bobo versi lama yang masih dibilang seperti majalah Kuncung (ingat gak yang ada Pancasilanya dan nenek Limbak) sampul dan halaman dalem tu sama. Aku seneng banget melihat2 gambarnya yah mungkin lebih akrab dengan usia dan lingkunganku saat itu yang so village. Di sekolah aku rajin memperhatikan dan di rumah juga kulihat buku2 mempunyai tulisan tulisan yang sama dengan di sekolah. Bapak sedikit2 mengajari membaca (sambil lalu dan main2 sih) awalnya yang terus kubaca adalah cerita Didi anjing laut dan Leo singa jenaka di majalah Bobo dan voila..... seperti keajaiban tiba2 saja aku bisa membaca tentu saja membuat bapakku jadi surprise mereka mengira di sekolah aku juga sudah diajari mengeja dsb padahal aku hanya diam melihat dan memperhatikan saja.
Benar2 aku membaca tanpa mengeja, so aku percaya banget bahwa belajar membaca tanpa mengeja pada awal belajar BISA dilakukan bahkan lebih cepat menguasai membaca, secara aku ni waktu itu kan orang dusun dengan fasilitas plus. Maka tiba2 saja aku jadi seperti keranjingan membaca ketika bacaanku habis aku sedikit melongok bacaan kakak2 kebanyakan Lima Sekawan dan seri Kancil (bung Smas), waktu itu novel pasti ada ilustrasinya jd lumayan menarik untuk dibaca anak ingusan sepertiku. Dan tiba2 saja banyak buku yang raib di meja ruang tengah ada apa gerangan? Ternyata bapak ngumpetin buku2 novel dewasa hehehhehe tentu sajalah bayi mereka lagi kesurupan membaca klo sampe kebaca tu novel kan gawat...... akhirnya kebaca juga sih tu buku ketika kelas III SMP dengan curi2 (sorry father).
Begitu aku kelas 1 SD betulan sering merasa bosan dengan ejaan itu hiya... harusnya bu guru meneliti aku yang sudah bisa membaca tanpa mengeja yak, tapi mereka pikir pasti karena bapak ibuku rajin mengajari hihihi.... padahal.....

Selama di SD kesenanganku membaca menjadi-jadi, kami berlanggana majalah BObo (saat kelas II kami pindah ke Pemalang), kadangpun masih membeli majalah2 lain seperti Kawanku, Ananda, Belia bahkan Kuncung. Nah kalau ayah dinas ke Semarang biasanya beliau buat oleh2 bukannya wingko babad tapi buku2 Gramedia.....!!! Sungguh bagiku membaca tu seperti berpetualang kemana2 selama di SD buku2 Enid Blyton, Astrid Lindgren dan cergam Belanda NIna menemaniku, Lima Sekawan kulalap habis sepanjang masa SD apalagi waktu itu serialnya muncul di TV.
Buku2 di perpustakaan sekolah juga akrab denganku. Pernah si pustakawan mengomentariku "jangan cuma dipinjam tapi dibaca juga!" aku sempat sebal sekali pada beliau, suatu hari aku meminjam buku yang cukup tebal (semua buku di perpus sekolah adalah terbitan Balai Pustaka, yg bisa dibilang buku2 yang khas dengan minim gambar) judulnya klo gak salah Memburu Harimau Jawa, lalu kubaca tuntas setelahnya kukembalikan saat perpus tidak ramai dan kuceritakan isinya pada sang pustakawan, dan beliau cukup terkejut juga, sejak saat itu begitu melihatku muncul di pintu perpus beliau selalu melambai dan buku2 yang bagus sudah siap sedia dipinjamkan buatku hahahaha senang sekali saat itu rasanya buku menari-nari di sekelilingku dan aku tinggal mengulurkan tangan untuk mengambilnya.
Memasuki masa SMP nan lucu, mengapa kubilang lucu? karena saat itu kami menjadi sok dewasa lepas dari SD padahal masih ingusan juga hahahaha..... kebetulan aku berjumpa lagi dengan temanku masa TK di Pemalang (sebelum aku menjadi mBawang SD di desa terpencil), nah ternyata doi juga kerasukan hantu buku, jadi gayung bersambut karena masa itu membeli buku cukup mahal dan bapak sudah jarang ke kota propinsi maka aku juga berhenti mendapat asupan buku. Syukur ada Swalayan Permai yang menyediakan buku Gramedia favorite kami, jadi sering kami rela tidak membeli jajan di sekolah hanya untuk mendapatkan buku yang kami inginkan. Kadang bila libur sekolah kami rela berpanas-panas bersepeda berburu buku untuk dibaca, kami kunjungi teman yang sekiranya mendapat acces buku2 gramedia, ternyata lumayan banyak, dan tahukah kawan kami bersepeda bisa sampai ke Sumberharjo... fiuuuuuh demi membaca nan kami idamkan. Masa SMP kebanyakan kami membaca buku2 Alfred Hilchock (semua jilid Trio Detektif sudah kami lahap), majalah Anneka atau Anita, Gadis, Lupus (yang ini jaman SD juga sudah kelalap, gara2 para kakak juga keranjingan) atau Hai. Kami sering mengikuti gaya Lupus sok cuek dan semaunya tapi juga tetap seidealis Blyton dengan serial Sekolah berasramanya (St. Clare, Malorry Towers), atau memimpikan gaya percintaan Zara Zetira atau Donatus A. Nugroho. Benar2 SMP seperti jaman keemasan buat kami, apalagi pertama muncul serial komik Jepang saat itu yang bener2 the first Candy candy (pernah dibuat sinetron ala Indonesia yang membuatku sebal karena merusak image Candace White di memoryku), kemudian muncul Dora Emon sangat disukai anak2 lelaki, juga Kung Fu Boy berikutnya Miss Modern dan Seven Magic. Benar2 saat itu Fujio F. Fujiko, Takeshi Maekawa, Yoko Shoji, Waki Yamato atau Mariko Takeda memberikan mimpi baru lewat cerita komik mereka. Sungguh saat itu komik gambarnya sangat berkualitas alias sangat indah dan ceritanya lumayan berat (kecuali Dora Emon tentu).... cerita yang menginspirasiku sampai seperti saat ini mungkin semangat Yoko Shoji dalam Pop Corn cerita seorang anak dari masa SMP sampai menikah menjadi guru hahahahaha.

Saking sukanya baca terutama tu komik Jepang, dan dana minim banget akhirnya saya dengan seorang karib mbak "A" menyewakan buku2 yang kami miliki beberapa novel dan komik sejumalh 25 buah dan seabreg majalah, mungkin ada kawan yang masih ingat persewaan buku PRIMA tempatnya sekarang dah jadi Cakra Math deh. Lumayan berhasil lho hampir tiap bulan kami memborong buku2 nitip pada kakak yang kuliah di kota besar akhirnya jumlah komik bisa mencapai 300 lebih wow jumlah yang cukup memukau dengan segala keterbatasan kami saat itu.

Sepertinya aku memang makin tergila-gila membaca, di SMA ketika yang lain2 sibuk belajar nyambi naksir-naksiran cinta-cintaan, menggemari penyiar radio yang keren, acara TV yang oke dsb aku lebih tenggelam dalam buku2 itu. Apalagi perpustakaan SMA oke banget full buku2 sastrawan yang selalu ingin ku pelototin, saat itu aku menggemari Nh. Dini. Bahkan jika persediaan tabungan untuk membeli buku kosong, dan di perpustakaan kehabisan buku menarik ensiklopedi menjadi bacaan yang menarik hmmmm mungkin kawan-kawan menjulukiku maniak que sera sera dech, seperti kata salah seorang karibku si "J" aku seperti anak "AUTIS" karena asyik dengan dunia sendiri, autis??? kejam nian Choy! Asli deh waktu itu aku gak pernah mikir apa yang dipikir orang lain tentangku setelah bertahun kemudian di masa sekarang ni mereka bener juga aku ni terlalu asyik dengan dunia khayalan sendiri, sungguh membaca membabi buta oke sajalah but bersosialisasi juga must go on!! Untunglah aku masih tetap mempunyai sahabat2 yang bener2 sahabat yang bisa menangis bersama di kala sedih dan tertawa bersama juga disaat senang till now. Bahkan si pengecam pedaspun sekarang ni yang paling ngertiin aku yang udah gak autis lagi hahahahahha Thanks babe atas masukan2 elu! Dipikir2 doi juga ketularan aku keranjingan buku dan dia kena tulah kali suaminya bahkan pembaca buku2 berat ckakakakakakkak.....
So sodara sodara marilah membaca, apa saja, bahkan iklan yang ditempel di jalan (kadang bisa jadi ide lho!) Seperti wahyu yang diterima Nabi Muhammad saw Iqro!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar